Social Icons

Pages

Thursday, May 14, 2009

Sang Murabbi : Mencari Spirit yang Hilang


Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negeri kau sambangi
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan Firman tuhanmu

Terik matahari tak surutkan langkahmu
Berhujan badai tak runtuhkan azzammu
Ragakan terluka tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia tak silaukan pandangmu


“Kalau gak mau jadi pegawai pemda, lu mau kerja jadi apa sih”
“Mamat ngajar aja Bu”
“Gak Lepas tu omongan dari dulu. Sampai sekarang pengen jadi guru aja. Gak kepengen jadi orang berharte”
“Guru itu justru hartenya banyak . Ngasih ilmu aja kerjaannya. “
“Ya udah. Jadi guru juga gak apa sih, bagus. Asal satu, Jangan Korupsi.”

“Abi minta maaf ya Nai. Akhir-akhir ini Abi sibuk banget. Jadi gak sempat ngobrol ama kamu dan ama anak-anak. “
“Ya, udah resiko Bi, jadi istri anggota DPR”
“Kau senang Abi jadi anggota DPR”
“Biasa aja. Tapi Ummi lebih senang jadi istri Abi yang dulu”
“Kenapa?”
“Tuh, rambut abi pada putih semua. Mikirin negara ya?”
“Ada yang lebih berat Nai, mikirin ummat”

Saya faham kita memulai merintis dari awal. Dari tidak mempunyai apa-apa dan ketika perlahan-lahan kehidupan mulai membaik. Alhamdulillah. Tetapi saya lihat banyak diantara pemimpin ummat ini, lupa ustadz. Apa gerangan yang membuat dunia ini menjadi lebih menarik dari pada dakwah itu sendiri . Dan kita sudah lihat itu. Apakah ini , ini yang dikehendaki oleh perjuangan kita selama ini dengan pengorbanan kami para ibu di belakang, saya yakin bukan untuk itu ustadz. Pedih hati ustadz melihat …iman kita ini dipertaruhkan itu dikalahkan hanya oleh jabatan dan harta ustadz

“Tapi afwan ya bi, jangan marah. Saya masih bingung besok masak apa. Uang yang abi kasih udah abis. “ “mmhm…Kalau uang udah abis, kita minta aja lagi sama Allah”
“Kan Allah kasihnya sama abi, jadi saya mintanya sama abi”
“Kalau uang udah abis Nai, itu berarti rejeki udah mo datang lagi. Kayak sumur aja. Kalau sumurnya kering, berarti ujan udah mo datang. “
“Abi lagi gak punya uang ya ?”

No comments:

Post a Comment